Tidak Ada New York Hari Ini. -Karya: M Aan Mansyur.

Tidak Ada New York Hari Ini

Tidak ada New York hari ini.
Tidak ada New York kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.

Bahasa ibu adalah kamar tidurku.
Kupeluk tubuh sendiri.
Dan cinta-kau tak ingin aku
mematikan mata lampu.
Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin.
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang.


Pukul 4 Pagi

Tidak ada yang bisa diajak berbincang. Dari jendela
kau lihat bintang-bintang sudah lama tanggal. Lampu-
lampu kota bagai kalimat selamat tinggal. Kau rasakan
seseorang di kejauhan menggeliat dalam dirimu. Kau
berdoa semoga kesedihan memperlakukan matanya
dengan baik.

Kadang-kadang kau pikir, lebih mudah mencintai 
semua orang daripada melupakan satu orang. Jika
ada seseorang terlanjur menyentuh inti jantungmu,
mereka yang datang kemudian hanya akan
menemukan kemungkinan-kemungkinan.


BATAS

Semua perihal diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara, dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat dimana pernah ada kita.

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.

Seorang ayah membelah anak dan ibunya--dan sebaliknya. Atau senyumnu, dinding diantara aku dan ketidakwarasan persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur.

Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.



Judul: Tidak Ada New York Hari Ini
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 120 halaman
Terbitan: April 2016


*Rating: 4 dari 5 bintang. Ini puisi kegemaran saya :)